Rabu, 13 Agustus 2014

JURUSAN BAHASA INDONESIA

 Fakultas tempat saya mendaftar adalah fakultas yang memiliki beberapa jurusan bahasa yang menawarkan bahasa asing yang terkesan lebih “bergengsi” daripada bahasa Indonesia, seperti: bahasa Jepang, Jerman, Perancis, Inggris, dan Arab. Namun, karena restu mama saya adalah agar saya mengambil jurusan tersebut, maka dengan mengucap Basmallah saya memutuskan untuk mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia tersebut. Kenapa saya menuruti permintaan beliau? Satu hal yang saya pegang, restu orang tua adalah restu Allah.. Dan nyatanya saya masuk juga ke dalam jurusan itu sampai saat ini dan mulai menikmati hasilnya..
Awal tercatat sebagai mahasiswa jurusan itu, saya sempat merasa sedikit “minder” dengan jurusan saya. Bukan tanpa alasan saya merasa seperti itu. Bayangkan, tiap reuni atau berkenalan dengan orang dan menanyakan kuliah di jurusan apa, pasti komentar mereka lumayan bikin saya “sesak nafas”. Dengan cueknya mereka bertanya, “Kenapa ngambil bahasa Indonesia? Emang gak bisa bahasa Indonesia sampai dipelajarin lagi?” atau yang lebih parah ada yang bilang gini, “Kenapa bahasa Indonesia? Kenapa gak bahasa Inggris atau bahasa asing lain yang lebih keren?”
Saat itu saya hanya bisa menjawab dengan tersenyum sambil dalem hati ngedumel, “Baguskah nilai bahasa Indonesiamu saat sekolah sehingga merasa sudah pintar? Bukankah yang ada, karena menyepelekan bahasa Indonesia nilaimu malah tidak bagus? Lalu yakinkah kamu sudah mampu berbahasa dengan baik? Kalau ya, hebat. Bahkan seorang profesor pun tidak se-pede itu. Lalu haruskah kau merasa kalau bahasa negaramu tidak “sekeren” bahasa asing? Bayangkan, sangat menyedihkan bukan mendapati kenyataan bahwa rakyatnya saja tidak mencintai bahasa negaranya sendiri..”
Saya menyesal karena tidak bisa mengutarakan itu semua kepada mereka yang menanggap “remeh” jurusan saya saat itu. Tapi yang lebih membuat saya menyesal, tidak seharusnya saya merasa “rendah” dengan jurusan mereka yang dianggap “lebih mentereng” daripada jurusan saya. Sekarang saya justru bangga dengan jurusan saya. Karena apa?? Karena saya mendapatkan banyak kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Saya jadi lebih berani berbicara di depan umum, saya jadi lebih mencintai bahasa negara kita, saya jadi lebih mengerti tentang seluk beluk bahasa Indonesia yang selama ini belum pernah saya tau.. Itu semua belum tentu bisa saya dapatkan kalau saya mengambil jurusan lain..
Mungkin banyak dari kalian juga bertanya-tanya, lantas apa saja sebenarnya yang dipelajari di jurusan bahasa dan sastra Indonesia?? Berikut akan saya uraikan sedikit, berdasarkan apa yang telah saya peroleh di kampus saya (mungkin jurusan ini di kampus lain berbeda):
Di dalam jurusan bahasa dan sastra Indonesia yang saya jalani, terdapat dua pokok pelajaran, yaitu bahasa Indonesia yang membahas tentang  kebahasaan, dan sastra Indonesia yang membahas tentang kesastraan Indonesia. Di dalam jurusan tersebut, secara umum dipelajari empat keterampilan berbahasa seperti: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Terlihat mudah memang, semua orang pasti bisa melakukannya. Tapi nyatanya, banyak juga yang mendapat nilai tidak bagus. Bahkan tak jarang ada yang mengulang. Keempat keterampilan berbahasa itu masing-masing dipelajari selama dua kali. Jadi ada menyimak 1 dan menyimak 2, begitu seterusnya.
Menyimak, mungkin terdengar mudah. Bahkan dalam sehari-hari kita juga pasti  menyimak suatu pembicaraan. Tetapi menyimak dengan tepat, artinya benar-benar dapat menangkap apa yang dibicarakan hingga dapat menceritakan kembali, ternyata tidak mudah. Diperlukan ketelitian, kecepatan otak dalam menangkap apa yang didengar, bahkan diperlukan kemampuan mendengar yang baik. Itu semua yang dipelajari selama mempelajari mata kuliah menyimak. Ohya, di bagian akhir mata kuliah tersebut, mahasiswa juga dituntut untuk mampu membuat bahan ajar menyimak untuk siswa SD, SMP, atau SMA (Itu karena jurusan saya dibidang pendidikan).
Berbicara, pada mata kuliah ini mahasiswa dituntut untuk mampu berbicara di depan umum. Mulai dari presentasi di depan teman sekelas, sampai menjadi reporter di tempat umum, bahkan menjadi pembicara seminar. Kalau saya bilang, mata kuliah ini sangat menarik. Terus terang saya awalnya bukanlah orang yang berani berbicara di depan umum. Tapi karena mendapat mata kuliah ini dan kalau ingin nilai bagus maka saya harus bisa, saya pun berusaha sebaik mungkin. Hasilnya, saya mendapat nilai sempurna “A” dalam mata kuliah ini. Lalu rekaman saya saat menjadi reporter tentang busway dijadikan contoh yang baik untuk mahasiswa di kelas lain. Belum lagi, saya yang mulai berani menjadi pembawa acara atau MC di lingkungan tempat saya tinggal. Saya sekarang malah jadi benar-benar kecanduan dengan dunia reporter atau pembawa acara.. Mata kuliah ini membawa pengaruh besar untuk saya.. :)
Membaca, mungkin terkesan mudah. Tapi membaca dengan cepat, tepat, dan efektif tidaklah mudah. Dan saya mendapatkan pengetahuan luar biasa tentang membaca dari mata kuliah ini..
Menulis, kalau yang ini mungkin memang diakui bahwa tidak semua orang bisa melakukannya. Ternyata benar! Menulis resensi, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari ternyata tidaklah mudah. Dan saya mendapat pengetahuan lebih banyak dari mempelajari mata kuliah ini..
Nah, selain mempelajari tentang empat keterampilan berbahasa itu, jurusan bahasa Indonesia juga mempelajari tentang seluk beluk bahasa. Mulai dari seluk beluk bunyi huruf, kata, frase, hingga membentuk kalimat. Ini bagian tersulitnya. Kita harus memahami bagaimana suatu kata atau kalimat itu dapat terbentuk, bagaimana proses pengucapan bunyi huruf, dan lain-lain. Mata kuliah yang mempelajari itu di antaranya: Fonologi (mempelajari bunyi atau fon), Morfologi (mempelajari pembentukan kata), Sintaksis (mempelajari susunan kata, frase, dan kalimat), Semantik (mempelajari makna). Selain mata kuliah tersebut, terdapat juga mata kuliah seperti Sosiolinguistik,  Analisis Kesalahan Berbahasa, dll. Masih banyak sekali, dan semuanya tidak terkesan membosankan, malah ada yang mengasyikkan. Kalau mau tau lebih lengkap, nanti saya jabarkan berdasarkan KRS (Kartu Rencana Studi) saya.. hehehe
Nah, itu tadi tentang bahasa Indonesia, kalau dari bagian sastra Indonesia, mahasiswa di ajarkan tentang Prosa, Drama, Sastra Klasik,  Puisi, Sastra Bandingan, dll. Semua itu dikaji berdasarkan beberapa pendekatan kesastraan. Kalau untuk saya pribadi, ada kalanya mata kuliah sastra membosankan. Yang dipelajari hanya itu-itu saja, dibaca, dikaji, dan presentasi. Tapi untuk yang memiliki nilai seni tinggi, pasti sangat menyukai pelajaran ini.. Ohya, dari mata kuliah sastra yang paling menarik menurut saya adalah pelajaran drama, khususnya Apresiasi Drama. Jadi mahasiswa diminta untuk memantaskan drama dengan menggunakan semua perlengkapan dan persiapan layaknya pementasan drama di GKJ. Mulai dari menentukan naskah yang akan dipentaskan, latihan vokal, olah tubuh, menghafal naskah, menyiapkan properti, semuanya mengasyikkan walau terkadang melelahkan.. Dan satu hal, ini memberikan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya.. :)
Kiranya itu saja yang bisa saya uraikan. Intinya saya sekarang justru bangga dengan jurusan saya. Ohya, mungkin ada yang belum tau prospek kerja dari jurusan ini. Kalau kalian berminat mengambil jurusan ini, tenang saja banyak kok pekerjaan untuk kalian, yaitu seperti: Penulis atau Sastrawan, Guru,  Editor, Reporter, Pembawa acara, Mengajar bahasa Indonesia untuk orang asing di sekolah internasional atau bahkan luar negeri, dll. Tidak usah ragu, karena selagi kita hidup di Indonesia dan selagi masih menggunakan bahasa Indonesia, pasti lulusan bahasa Indonesia tetap dicari.. :)
Akhir kata, semoga bermanfaat dan semoga menambah keyakinan kalau ingin mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar