Fakultas tempat saya mendaftar
adalah fakultas yang memiliki beberapa jurusan bahasa yang menawarkan
bahasa asing yang terkesan lebih “bergengsi” daripada bahasa Indonesia,
seperti: bahasa Jepang, Jerman, Perancis, Inggris, dan Arab. Namun,
karena restu mama saya adalah agar saya mengambil jurusan tersebut, maka
dengan mengucap Basmallah saya memutuskan untuk mengambil
jurusan bahasa dan sastra Indonesia tersebut. Kenapa saya menuruti
permintaan beliau? Satu hal yang saya pegang, restu orang tua adalah
restu Allah.. Dan nyatanya saya masuk juga ke dalam jurusan itu sampai
saat ini dan mulai menikmati hasilnya..
Awal tercatat sebagai mahasiswa jurusan itu, saya sempat merasa
sedikit “minder” dengan jurusan saya. Bukan tanpa alasan saya merasa
seperti itu. Bayangkan, tiap reuni atau berkenalan dengan orang dan
menanyakan kuliah di jurusan apa, pasti komentar mereka lumayan bikin
saya “sesak nafas”. Dengan cueknya mereka bertanya, “Kenapa ngambil
bahasa Indonesia? Emang gak bisa bahasa Indonesia sampai dipelajarin
lagi?” atau yang lebih parah ada yang bilang gini, “Kenapa bahasa
Indonesia? Kenapa gak bahasa Inggris atau bahasa asing lain yang lebih
keren?”
Saat itu saya hanya bisa menjawab dengan tersenyum sambil dalem hati
ngedumel, “Baguskah nilai bahasa Indonesiamu saat sekolah sehingga
merasa sudah pintar? Bukankah yang ada, karena menyepelekan bahasa
Indonesia nilaimu malah tidak bagus? Lalu yakinkah kamu sudah mampu
berbahasa dengan baik? Kalau ya, hebat. Bahkan seorang profesor pun
tidak se-pede itu. Lalu haruskah kau merasa kalau bahasa negaramu tidak
“sekeren” bahasa asing? Bayangkan, sangat menyedihkan bukan mendapati
kenyataan bahwa rakyatnya saja tidak mencintai bahasa negaranya
sendiri..”
Saya menyesal karena tidak bisa mengutarakan itu semua kepada mereka
yang menanggap “remeh” jurusan saya saat itu. Tapi yang lebih membuat
saya menyesal, tidak seharusnya saya merasa “rendah” dengan jurusan
mereka yang dianggap “lebih mentereng” daripada jurusan saya. Sekarang
saya justru bangga dengan jurusan saya. Karena apa?? Karena saya
mendapatkan banyak kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih
baik. Saya jadi lebih berani berbicara di depan umum, saya jadi lebih
mencintai bahasa negara kita, saya jadi lebih mengerti tentang seluk
beluk bahasa Indonesia yang selama ini belum pernah saya tau.. Itu semua
belum tentu bisa saya dapatkan kalau saya mengambil jurusan lain..
Mungkin banyak dari kalian juga bertanya-tanya, lantas apa saja
sebenarnya yang dipelajari di jurusan bahasa dan sastra Indonesia??
Berikut akan saya uraikan sedikit, berdasarkan apa yang telah saya
peroleh di kampus saya (mungkin jurusan ini di kampus lain berbeda):
Di dalam jurusan bahasa dan sastra Indonesia yang saya jalani,
terdapat dua pokok pelajaran, yaitu bahasa Indonesia yang membahas
tentang kebahasaan, dan sastra Indonesia yang membahas tentang
kesastraan Indonesia. Di dalam jurusan tersebut, secara umum dipelajari
empat keterampilan berbahasa seperti: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Terlihat mudah memang, semua orang pasti bisa melakukannya.
Tapi nyatanya, banyak juga yang mendapat nilai tidak bagus. Bahkan tak
jarang ada yang mengulang. Keempat keterampilan berbahasa itu
masing-masing dipelajari selama dua kali. Jadi ada menyimak 1 dan
menyimak 2, begitu seterusnya.
Menyimak, mungkin terdengar mudah. Bahkan dalam sehari-hari kita juga
pasti menyimak suatu pembicaraan. Tetapi menyimak dengan tepat,
artinya benar-benar dapat menangkap apa yang dibicarakan hingga dapat
menceritakan kembali, ternyata tidak mudah. Diperlukan ketelitian,
kecepatan otak dalam menangkap apa yang didengar, bahkan diperlukan
kemampuan mendengar yang baik. Itu semua yang dipelajari selama
mempelajari mata kuliah menyimak. Ohya, di bagian akhir mata kuliah
tersebut, mahasiswa juga dituntut untuk mampu membuat bahan ajar
menyimak untuk siswa SD, SMP, atau SMA (Itu karena jurusan saya dibidang
pendidikan).
Berbicara, pada mata kuliah ini mahasiswa dituntut untuk mampu
berbicara di depan umum. Mulai dari presentasi di depan teman sekelas,
sampai menjadi reporter di tempat umum, bahkan menjadi pembicara
seminar. Kalau saya bilang, mata kuliah ini sangat menarik. Terus terang
saya awalnya bukanlah orang yang berani berbicara di depan umum. Tapi
karena mendapat mata kuliah ini dan kalau ingin nilai bagus maka saya
harus bisa, saya pun berusaha sebaik mungkin. Hasilnya, saya mendapat
nilai sempurna “A” dalam mata kuliah ini. Lalu rekaman saya saat menjadi
reporter tentang busway dijadikan contoh yang baik untuk
mahasiswa di kelas lain. Belum lagi, saya yang mulai berani menjadi
pembawa acara atau MC di lingkungan tempat saya tinggal. Saya sekarang
malah jadi benar-benar kecanduan dengan dunia reporter atau pembawa
acara.. Mata kuliah ini membawa pengaruh besar untuk saya.. :)
Membaca, mungkin terkesan mudah. Tapi membaca dengan cepat, tepat,
dan efektif tidaklah mudah. Dan saya mendapatkan pengetahuan luar biasa
tentang membaca dari mata kuliah ini..
Menulis, kalau yang ini mungkin memang diakui bahwa tidak semua orang
bisa melakukannya. Ternyata benar! Menulis resensi, tajuk rencana,
artikel, dan lain-lain yang sering kita temui dalam kehidupan
sehari-hari ternyata tidaklah mudah. Dan saya mendapat pengetahuan lebih
banyak dari mempelajari mata kuliah ini..
Nah, selain mempelajari tentang empat keterampilan berbahasa itu,
jurusan bahasa Indonesia juga mempelajari tentang seluk beluk bahasa.
Mulai dari seluk beluk bunyi huruf, kata, frase, hingga membentuk
kalimat. Ini bagian tersulitnya. Kita harus memahami bagaimana suatu
kata atau kalimat itu dapat terbentuk, bagaimana proses pengucapan bunyi
huruf, dan lain-lain. Mata kuliah yang mempelajari itu di antaranya:
Fonologi (mempelajari bunyi atau fon), Morfologi (mempelajari
pembentukan kata), Sintaksis (mempelajari susunan kata, frase, dan
kalimat), Semantik (mempelajari makna). Selain mata kuliah tersebut,
terdapat juga mata kuliah seperti Sosiolinguistik, Analisis Kesalahan
Berbahasa, dll. Masih banyak sekali, dan semuanya tidak terkesan
membosankan, malah ada yang mengasyikkan. Kalau mau tau lebih lengkap,
nanti saya jabarkan berdasarkan KRS (Kartu Rencana Studi) saya.. hehehe
Nah, itu tadi tentang bahasa Indonesia, kalau dari bagian sastra
Indonesia, mahasiswa di ajarkan tentang Prosa, Drama, Sastra Klasik,
Puisi, Sastra Bandingan, dll. Semua itu dikaji berdasarkan beberapa
pendekatan kesastraan. Kalau untuk saya pribadi, ada kalanya mata kuliah
sastra membosankan. Yang dipelajari hanya itu-itu saja, dibaca, dikaji,
dan presentasi. Tapi untuk yang memiliki nilai seni tinggi, pasti
sangat menyukai pelajaran ini.. Ohya, dari mata kuliah sastra yang
paling menarik menurut saya adalah pelajaran drama, khususnya Apresiasi
Drama. Jadi mahasiswa diminta untuk memantaskan drama dengan menggunakan
semua perlengkapan dan persiapan layaknya pementasan drama di GKJ.
Mulai dari menentukan naskah yang akan dipentaskan, latihan vokal, olah
tubuh, menghafal naskah, menyiapkan properti, semuanya mengasyikkan
walau terkadang melelahkan.. Dan satu hal, ini memberikan pengalaman
yang sangat luar biasa bagi saya.. :)
Kiranya itu saja yang bisa saya uraikan. Intinya saya sekarang justru
bangga dengan jurusan saya. Ohya, mungkin ada yang belum tau prospek
kerja dari jurusan ini. Kalau kalian berminat mengambil jurusan ini,
tenang saja banyak kok pekerjaan untuk kalian, yaitu seperti: Penulis
atau Sastrawan, Guru, Editor, Reporter, Pembawa acara, Mengajar bahasa
Indonesia untuk orang asing di sekolah internasional atau bahkan luar
negeri, dll. Tidak usah ragu, karena selagi kita hidup di Indonesia dan
selagi masih menggunakan bahasa Indonesia, pasti lulusan bahasa
Indonesia tetap dicari.. :)
Akhir kata, semoga bermanfaat dan semoga menambah keyakinan kalau ingin mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar